GT125 Push the Limit (I)

Written By Unknown on Kamis, 30 Januari 2014 | 10.36

JAKARTA – Rasa lelah sontak menguap setelah melihat Pulau Bali di depan mata, meski kaki masih menginjak Pulau Jawa, atau tepatnya di Ketapang, Banyuwangi. Ini menjadi salah satu dari banyak cerita menarik di perjalanan media touring Yamaha GT125 bertajuk Fly the Eagle.

 
Menembus batas itulah analogi yang kira-kira tepat buat menggambarkan perjalanan touring Yamaha GT125 ini. Perjalanan panjang dilakukan dari Malang, Jawa Timur, menuju Singaraja, Bali. Banyak tantangan yang dihadapi di perjalanan kali ini, mulai dari kontur jalan sampai dengan cuaca hujan dan suhu dingin yang harus dihadapi para Elang.
 
Kali ini, Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mengajak 16 jurnalis media nasional, dua blogger dan dua komunitas menggeber Yamaha GT125 Eagle Eye. Touring ini menyapa kawasan Timur pulau Jawa. Perjalanan dilakukan selama dua hari, Kamis 23 Januari 2014 sampai dengan Jumat 24 Januari 2014.
 
Malang, Jatim menjadi kota pertama dimana perjalanan panjang akan dimulai. Di kota sejuk ini, bendera start dikibarkan dari diler Yamaha Belimbing Motor, menuju kota Lumajang. Okezone mendapatkan Eagle Eye nomor 3, yang akan menjadi teman andalan selama perjalanan panjang ini.
 
Sambil melakukan persiapan, mata coba mengamati apa saja yang menarik dari kasta tertinggi di GT-series World ini. GT125 adalah raja matik milik Yamaha, maka banyak yang istimewa dari sang elang ini. Ciri khusus yang langsung mengena tentu saja lampu depan Eagle Eye, lalu ada sirip hiu dan emblem tiga dimensi. Bodi sporty dan paling ramping serta ringan di kelasnya. Sempat penasaran dengan kapasitas bagasi, ternyata masuk helm half face, dan barang lain yang diperlukan pengendara kaum urban.
 
"Bagasi kami memang tidak seluas kompetitor. Bukannya kami tidak memikirkan itu, tapi Yamaha tidak mau mengorbankan kesan sporty dan kerampingan motor demi bagasi yang besar. Coba lihat desain bodi GT125, masih tetap sporty dan ramping kan," tegas Eko Prabowo, GM Promotion and Community Development YIMM, saat dikonfirmasi terkait masalah kapasitas bagasi.
 
Oh ya, membuka jok GT 125 tidak perlu repot dengan mencabut kunci. Cukup dengan memutarnya sedikit ke kiri, maka jok akan terbuka dengan otomatis, praktis kan. Ada dua kompartemen kecil di bawah setang. Cukup untuk buat menempatkan botol minuman atau sarung tangan. Spion didesain sporty dengan ujung yang melancip, dan panel instrument juga cukup lengkap dan informatif
 
Puas memandang sang Mata Elang, semua perlengkapan berkendara sudah menempel di badan. Bendera start pun diangkat tinggi-tinggi di halaman diler Yamaha Belimbing Motor, Malang. Mendapat kawalan dari petugas kepolisian, rombongan touring tidak merasakan padatnya lalu lintas di kota Malang, sampai menuju jalanan pedesaan yang relatif sepi.
 
Kesan pertama soal posisi berkendara GT125 adalah nyaman! Matik ini rasanya pas untuk dibawa harian. Yamaha dikenal memiliki sasis yang ergonomi dengan handling yang paling mantap. Jok juga terbilang empuk, dengan suspensi yang empuk tapi stabil.
 
Dari Malang menuju kota Lumajang, rombongan Elang akan melewati Jembatan Piket Nol. Ini merupakan puncak tertinggi di perjalanan Malang-Lumajang melewati jalur selatan, dengan menembus lereng selatan dari Gunung Semeru. Bagaimana kondisi treknya? New GT125 langsung dihadapkan dengan kondisi jalan menanjak, turunan, dan berkelok, menembus lebatnya hutan tropis yang bisa dijumpai di sini.
 
Ini ujian pertama buat mesin 125cc, empat tak, SOHC dua klep berpendingin cair. Pasokan bahan bakar diolah dengan YMJet-FI, dengan fitur unggulan forged piston dan silinder DiASil. Putaran atas sangat mumpuni, dengan daya mencapai 11,3 dk pada torsi puncak 9.000 RPM.
 
Pada etape pertama ini cuaca pun relatif bersahabat, dimana matahari tertutup awan. Rombongan tanpa kendala berarti melakukan perjalanan sekira dua jam, sebelum akhirnya tiba beristirahat beberapa saat di Piket Nol.
 
Hujan mulai turun di wilayah Lumajang, dan hujan memang menjadi tantangan terbesar para Elang dalam melakukan perjalanan panjang ini. Panitia sudah menyediakan jas hujan guna mengantisipasi cuaca yang anomali.
 
Perjalanan menuju Kota Pisang pun dilanjutkan, dengan cuaca hujan deras dan kondisi jalan yang basah dan licin. Okezone bahkan sempat terjatuh karena kondisi jalan yang basah dan berpasir, beruntung tidak mendapatkan cedera apapun. Setelah mendapat perawatan dari tim medis dan tunggangan juga dinyatakan tidak mengalami kerusakan, akhirnya diizinkan riding kembali. Pada etape pertama ini disempatkan untuk makan siang di diler Yamaha Duta Lumajang.
 
Usai sekedar meluruskan badan dan kembali mengisi tenaga, rombongan kembali bergerak menuju kota Jember. Dan hujan kembali menghadang para Elang di perjalanan ini. Ruas jalan yang dilalui menuju Jember terbilang datar dan lurus. Inilah saatnya untuk memacu GT125 dengan kecepatan di atas rata-rata namun masih dalam batas aman.
 
Sedikit banyak ada lubang di jalanan, dan rider harus bisa bermanuver cepat menghindari penyakit aspal tersebut. Di sini handling Eagle Eye bisa menjawab dengan sempurna. Motor seakan nurut diajak bermanuver buat menghindari lubang dengan aman.
 
Titik peristirahatan di kota Jember ini berlokasi di Sentral Yamaha Jember. Rombongan Elang ini disambut meriah di diler terbesar di Jember ini. GT125 yang digunakan peserta, dibariskan rapi di atas panggung yang ada di depan diler. Jember bukan kota terakhir dari etape pertama ini, dimana para Elang masih akan melanjutkan perjalanan menuju Bondowoso.
 
Di bawah guyuran hujan deras sore menjelang malam, kami melanjutkan perjalanan menuju kota Bondowoso. Ini adalah saat yang tepat buat melihat sorot tajam dari Eagle Eye, dengan kondisi hujan menjelang malam. Hasilnya juga memuaskan, riders tidak kesulitan mencari jalan karena cahaya yang tersedia terbilang terang. Kesan bulat di lampu belakang juga menjadi ciri khas tersendiri dari Eagle Eye.
 
Etape pertama pun bisa kami selesaikan dengan baik, dan rombongan Elang ini mengakhiri perjalanan di hari pertama ini dengan finish di Ijen View Hotel, usai melibas jarak tempuh sejauh 230 kilometer. Sebuah hotel sederhana namun nyaman di kota Bondowoso ini kami akan bermalam, untuk melanjutkan perjalanan besok hari menuju kota Banyuwangi. Bersambung.
(zwr)

Anda sedang membaca artikel tentang

GT125 Push the Limit (I)

Dengan url

http://automaklanic.blogspot.com/2014/01/gt125-push-limit-i.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

GT125 Push the Limit (I)

namun jangan lupa untuk meletakkan link

GT125 Push the Limit (I)

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger